Senin, 09 Juni 2014

Keajaiban Hormon Cinta

Rasa sakit yang dirasakan ibu ketika melahirkan, seakan hilang dan berganti bahagia ketika melihat buah hati dengan selamat. Mengapa?

Sesungguhnya, cinta dan kasih sayang ibu kepada anakanya, lahir dan distimulasi oleh hadirnya trio hormon ajaib. Pakar ginekologi asal Amerika Serikat, Michel Odent menamakan hormon-hormon ajaib tersebut sebagai " Love Hormon" atau " Hormon Cinta" yang terdiri atas oksitosin, endorfin dan prolaktin. ketiganya kerja sama saling melengkapi satu sama lain, untuk kemudian melahirkan serangkaian "keajaiban" dalam hubungan antara ibu dan anak.
Oksitosin sering disebut sebagai hormon ajaib. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus yangterdapat di otak ibu. Hipotalamus itu sendiri memiliki kemampuan untuk mengontrol reaksi biologis dalam tubuh, seperti rasa lapar, haus, naik turunnya temperatur tubuh, dan dinamika emosi manusia seperti rasa takut, sedih atau bahagia. Oksitosin pun mampu merangsang produksi susu dan menghadirkan pleasure feeling "perasaan nikmat" ketika suami istri berhubungan intim.
Oksitosin banyak diproduksi sejak seorang ibu mengandung. Kadarnya mencapai puncak pada saat proses persalinan yang bersifat alami. Ketika itu, oksitosin akan dilepaskan oleh otak, terutama memfasilitasi proses persalinan. Oksitosin akan memicu terjadinya kontraksi rahim selama persalinan. Pada saat bersamaan, oksitosin akan masuk kepada tubuh bayi melalui plasenta, dimana jumlahnya akan terus meningkat sampai sang jabang bayi dilahirkan.
Setelah itu, ibu dan bayi akan mengeluaarkan hormon endorfin secara bersamaan. Kadar endorfin akan terus meningkat pada masa persalinan. Hormon ini perperan penting untuk meredam rasa sakit dari kontraksi yang muncul dan luka pada vagina ibu ( atau perut ibu jika oprasi caesar) selepas persalinan. Endorfin sangan berperan dalam menciptakan rasa ketergantungan dan jalinan emosional antara ibu dan bayinya. Yang menarik, hormon cinta ini terus diproduksi sampai beberapa waktu setelah persalinan. Itulah sebabnya, rasa sakit yang dirasakan ibu ketika melahirkan, seakan hilang dan berganti dengan rasa bahagia saat melihat buah hati lahir dengan selamat.
Setelah jabang bayi keluar dari kandungan, terjadi "kerja sama" antara oksitosin dengan hormon cinta yang ketiga, yaitu prolaktin. jika prolaktin bertugas memproduksi susu san distimulasi oleh isapan bayi pada puting (nipple) ibunya, oksitosinlah yang bertugas merangsang kelenjar susu (mammary glands) yang ada pada diri si ibi. Akibatnya, ASI diturunkan dari tempat penampungannya sehingga bisa diisap di puting.
Walaupun bayi memproduksi oksitosin sendiri pada saat memyusu sang ibu juga mentrasfer oksitosin ini pada bayi melalui ASI-nya. itulah sebabnya, kadar oksitosin ini akan tetap berada pada level yang tinggi jika ibu dengan intens menyusui dan memeluk bayinya. Jumlah oksitosin yang diproduksi bergantung pada intensitas kontak antara ibu dan bayinya. Kondisi inilah yang menimbulkan perasaan tenang dan bahagia. Oleh karena itu, pada ibu yang menyusui, level oksitosin yang diproduksinya jauh lebih tinggi dibanding dengan ibu yang tidak menyusui.
 Kerja sama di antara ketiga hormon cinta ini, yaitu oksitosin, endorfin, dan prolaktin, telah melahirkan sifat-sifat dasar keibuan dalam seorang wanita. Dr. Kartini dalam buku Psikologi Wanita: mengenal Wanita sebagai Ibudan Nenek (1992: 196-197), menyebutnya sebagai "elemen keibuan sejati" yang terdiri atas empat sikap, yaitu alturisme (senantiasa mendahulukan kepentingan bayinya daripada kepentingan dirinya sendiri), kelembutan, kasih sayang dan aktivitas (amal nyata) untuk mengurus membesarkan sang bayi.
Pada akhirnya, keempat elemen ini melahirkan semacam iklim psikis yang khas dan sifat keibuan. Alturisme keibuan akan mendorong seorang wanita untuk tidak mementingkan dirinya sendiri tidak egois dan senatiasa bersedia mengorbankan segala sesuatu demi kelestarian dan kebahagiaan buah hatinya. Secara umum, esensi cinta kasih keibuan ini dapat dapat dilihat dari sifat-sifat berikut : tidak pernah menuntut apapun dari pengorbanan yang diberikan, adanya kesetiaan untuk berkorban, dan keinginan yang menggebu untuk memberikan cinta kasih yang tulus dan terus menerus kepada buah hatinya. Itulah alasannya, mengapa seorang ibu akan merasakan sayang kepada bayinya yang baru dilahirkan, petapapun sakit proses persalinannya.
Sesungguhnya, Alloh SWT "merancang" kecenderungan seperti itu, agar sang bayi bisa tumbuh dan berkembang secara optimal baik secara fisik maupun psikis. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, tanpa kasih sayang dan pemeliharaan Alloh SWT. Salah satunya lewat kasih sayang Ibu, tidak mungkin manusia bisa eksis di dunia.Maka Nikmat Tuhan Manakah Yang akan Kita Dustakan?

Sumber : The Secret Of Mother 







Rabu, 01 Mei 2013

Hujan,,


Hujan,,,
iznikan aku bercerita, akan sepenggal  kisah bahwa keperkasaanya adalah melodi yang mengiramakan mentari  dalam kelembutan, pada ketertawanan lirih yang tak terhentikan dalam buih.

Adakalanya embun yang tak meneteskan lagi  kesejukan pada hantaran pagi yang datang dengan harapan, tapi kesejatiannya adalah alunan merdu pada setiap helaian daun dan bunga yang meberikannya warna dan aroma kedamaian pun kebahagiaan.

Dalam ketergesaan langkah yang  tak terarah, tetaplah ia adalah kompas yang memberikannya tuntunan dalam menelusuri jalan yang terbentuk dalam suatu rintangan ataupun kemudahan.
Alam telah menitipkan pesan pada senja yang datang disaat malam akan tiba, bahwa keberhasilan itu adalah bagi orang yang berusaha.

Hujan,,,
karena disaat engkau tiba, kutitipkan do’a-do’a itu pada hembusan angin yang mengangkasa hingga menembus singgasanaNYA, ,kulantunkan  harapan itu pada pada tetesan-tetesan air yang akan tiba di suatu muara bahakan lautan yang akan memberikan kebermanfaatan bagi setiap insan. Hingga engkau kembali , datang dalam KaruniaNYA.


Bandung, 1 Mei 2013

Originally by : @al_vigalvitri

Senin, 08 April 2013

Dalam Ketermenungan


Dalam ketermenungan ada harap yang berbisik melalui resonansi suara tanpa ada riuh ataupun gemuruh yang tersentuh, bahkan terhantar sangat teduh tanpa keluh. Ketika pikiran menerimanya tanpa ada gelombang yang terhubung dengan impuls-impuls saraf yang akan menjadikannya hantaran listrik dalam sebentuk energi, untuk di jadikannya sebuah tindakan tetaplah ia tidak terwujud dalam sebuah kebermanfaatan.

Dalam ketermenungan  perlu berbenah diri dalam setiap pergantian waktu, akan nikamtnya yang kadang lupa kita syukuri, ibadah yang tak dengan hati, ucapan yang memurkai, tindakan yang tidak terpuji ataukah keikhlasan dan niatan diri dalam menjalani kehidupan yang tidak karena mengharap ridho illahi.

Entah apa yang sedang di rasa, yang pasti aku hanyalah ingin memendarkan warna untuk menghiasi jingga dikala senja tiba, agar ia tetap mempesona dengan cahanyanya yang memberikan sejuta keindahan tak menyudah.




 Khoirunnas Angfauhum Linnas ”







Bandung, 06 April 2013
Originally by : Alvi Galvitri

Sabtu, 09 Februari 2013

MenantiNYa,,


Menitipkan kidung pada senja yang mepesona dalam satu kata,
Menjadikannya cahaya dalam malam yang gelapnya kian nyata,
Menetapkannya suara dalam kesunyian tanpa rasa dan tak beraroma,
Merendakannya asa,rasa,dan cita-cita dalam dalam sehelai kata yang dinamakannya adalah Cinta.

Menjaganya embun dalam kesejukan pagi yang terraksa,
menumbuhkannya bunga dalam taman yang tertata,
merangkaikannya nada dalam alunan melodi yang yang bijaksana,
Menyulamkannya logika, rasa dan cita-cita dalam seutas kata yang dinamaknnya adalah Cinta.

Dirasa diri ingin mendalami kedalam sungai yang tak terjaga,
tapi alam tidak mengajarkan diri untuk melakukannya,
kalimatnyapun terreka dalam ketetapan alam semesta
sampai saatnya tiba, menjadikannya indah dalam setiap cerita.

menanti, dalam harap yang tak kan pernah terputus akannya,
menanti, dalam doĆ” yang melesat tentangnya
menanti, dalam cinta yang terus ku rajut untuknya,
menunggu restu Tuhan meleburkan kita,
membiaskan segala dalam ikatanNYA.


Bandung, 8 februari 2013
Originally by : Alvi Galvitri


Senin, 19 November 2012

Untukmu Hati


Untukmu hati :

Dengarkanlah diriku sejenak,,,,,

Tetesan embun itu serupa buih ombak yang menghalangiku untuk menjangkau indahnya samudra yang menghantarkan kidung penuh warna, mendengarkan sajak penuh retorika dan dentuman dengan nyanyian alam semsta.  Izinkan ku titip setetes air mata yang akan kau lepasakn hingga cakrawala menyampaikan kesejatian diri yang hina atas kuasa Alloh SWT.

Maafkan aku yang belum bisa menyirat makna alam semesta, merasakan udara yang menggeliat manja mengisi nafas-nafas menyebut asmaNYA, merasakan cahaya yang menjadikan siluet mentari  tanpa rekayasa tuk menghantarkan jalan menujuNYA.

Ya Robbi,,,
Ampuni kami yang selalu mengeluhkan kata dalam setiap renda batas yang kau rangkai setiap hari, pada gelapnya malam yang menitipkan rindu akan pesonanya yang sendu, mengirimkan kasih akan dzikirnya yang lirih, menghantarkan cinta akan nikmatnya cahaya,
padahal nikmatnya yang tak bertepi dan memberikan  hikmah  tiada arti.
adalah kami tak jua mengerti akan cintaMU, atas nikmatMU yang acap kali kami hujati, atas semua anugrahMU yang sering kali tak kami sadari.
adalah kami yang selalu mengeluarkan celotehan akan pinta yang tak jua Engaku beri, akan ratapan hidup yang jua tak sengin kami, akan dirita yang tak kunjung pergi padahal tak kami pahami.

Wahai hati,,,izinkan aku untuk memaknai setiap tarikan nafas, aliran darah, hembusan angin, tetesan hujan, sinarnya cahaya, gelapnya malam dan semua partikel alam semesat yang semuanya itu adalah berdzikir padaMU Ya ILLAHI....



Originally By : Alvi Galvitri
Bandung, 19 November 2012

Sabtu, 10 November 2012

Dzikir Tiada henti


Semua organ tubuh yang selalu berdzikir tiada henti pada illahi,,,
Membulirkan ritme pasti walaupun sunyi,,
Memberi  energi  pada diri yang tak bertepi,,,,
Menjelagakan diri akan nikmat Sang Maha Pemberi,,,,

Jantung yang berdetak,,,
Darah yang mengalir dan berrgulir pada pembuluhnya,,,
Otak yang mengendalikan,,,,
Paru-paru yang menyuplai oksigen,,
Liver yang menetralisir racun,,,
Ginjal yang menyaring darah,,,
Rambut dan Kuku yang senatiasa memanjang,,,,

Bagaimana Dengan diri ini???
Yang selalu tidak menepati,,,
Yang selalu meghianati,,,
Yang selalu mengingkari,,,
Pada Sang Maha Pencipta langit dan Bumi,,
Sang Maha Mengetahui,,,,

Ya Robbi,,,
begitu malunya diri,,,
bolehkah diri ini melebur dalam oskestra dzikirMU yang berharmoni...?


Originally by : Alvi galvitri
Bandung, 10 November 2012




Kamis, 01 November 2012

My Cardiac>>>>>LoVe


Wahai jantungku,,

kusadari atau tidak, engkau selalu memompa. Engkau selalu memberi kehidupan. Engkau selalu mengirim darah menuju sela-sela jaringan. Memastikan semuanya mendapat apa yang mereka butuhkan. Baik saat ku makan, berjalan, berlari, berdoa, bahkan saat tidur pun, engkau selalu memompa. Sungguh aku iri akan sifat istiqamah yang sangat melekat erat dalam dirimu....

Wahai jantungku,,

Terkadang aku bertanya-tanya, tidakkah engkau lelah? Setiap jam, tiap menit, tiap detik, tiap saat waktu mengalir, engkau selalu memompa, memompa, dan memompa. Betulkah engkau tak pernah lelah? Jujur, aku malu tuk mengungkapkannya padamu, bahwa sebetulnya aku lelah tuk setiap saat berbuat baik. Mungkin engkau lelah, namun apa jadinya kalau engkau beristirahat sejenak dari kegiatan memompamu? Tak habis pikir kubayangkan betapa menyeramkannya bila itu terjadi.

Wahai jantungku,,

apa yang sebetulnya engkau inginkan? Apa yang bisa kulakukan untuk membalas budiku? Aku tahu, bukan sok tahu, tapi karena aku betul-betul tahu karena kita telah hidup bersama selama 20 menuju 21 tahun ini. Aku sangat-sangat tahu engkau butuh untuk beristirahat. Karena itu, tolong bersabarlah sebentar lagi. Berlelah-lelahlah di dunia ini. Insya Allah tempat istirahatmu kelak kan berada di surga-Nya.

Wahai Jantungku,,
Engkau yang selalu berdzikir tak pernah henti pada Illahi, berjalan pada takdirnya yang pasti untuk memberi kehidupan akan cinta sejatiNYA yang Hakiki.

I CARDIAC YoU , My Heart...